
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi, menyebutkan sejumlah negara menunjukkan ketertarikan untuk menjadi investor pembangunan tanggul laut raksasa (giant sea wall).
Akan tetapi, sejumlah negara itu belum secara resmi menjadi investor pembangunan giant sea wall hingga saat ini.
"Beberapa secara informal sudah. Ada dari Tiongkok, kemudian teman-teman dari Korea. Kemarin forum Indonesia-Korea sudah menyampaikan ketertarikan. Insyaallah lah," urainya di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (18/6/2025).
Prasetyo menargetkan pembangunan giant sea wall dapat berlangsung pada tahun ini. Ia mengingatkan, penurunan muka tanah terus terjadi di ibu kota hingga saat ini.
Di satu sisi, kawasan utara Jakarta juga kerap terendam banjir rob. Giant sea wall disebut menjadi solusi atas penurunan muka tanah maupun banjir rob itu.
"Nah, sekarang sedang proses, terus-menerus kita formulakan, kalau nanti kemudian, nanti seperti yang saya sampaikan ya, kalau memang kita merasa sangat diperlukan ya, kita akan membuat sendiri sendiri untuk giant sea wall atau tanggul laut di pantai utara Jakarta," ucap Prasetyo.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto bakal menyeriusi pembangunan tanggul laut raksasa mulai Banten hingga Jawa Timur. Pembangunan tanggul itu diperkirakan akan menelan biaya 80 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Menurut Prabowo, pembangunan giant sea wall sejatinya telah tertuang dalam perencanaan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) sejak 1995.
"Bayangkan, 30 years ago [pembangunan sudah direncanakan], kalau tidak salah. Tapi kita tidak berkecil hati, sekarang tidak ada lagi penundaan, sudah enggak perlu lagi banyak bicara. Kita akan kerjakan itu segera," urainya dalam kegiatan peresmian penutupan Konferensi Infrastruktur Tahun 2025 di Jakarta Pusat, Kamis (12/6/2025).
Ia mengatakan tanggul laut raksasa itu akan memiliki panjang 500 kilometer mulai Banten hingga Gresik, Jawa Timur. Untuk membangun tanggul tersebut diperkirakan bakal memakan waktu 15-20 tahun.
Akan tetapi, pembangunan tanggul laut raksasa di laut utara Jakarta diperkirakan hanya akan memakan waktu 8-10 tahun. Biayanya dipatok sekitar delapan miliar dolar AS-10 miliar dolar AS.
Prabowo menekankan, pembangunan giant sea wall di Jakarta akan dibiayai oleh Pemerintah Pusat serta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta. Mengingat, anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Jakarta 2025 menjadi anggaran pemerintah daerah tertinggi se-Tanah Air.
0 komentar:
Posting Komentar