Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Wihaji menyebut, prevalensi stunting nasional di bawah 20% jadi pertama sepanjang sejarah. Dia menyebut, prevalensi stunting di Jawa Barat yang membaik dari 21,7% menjadi 15,9% memberi sumbangsih di tingkat nasional.
"Jawa Barat (prevalensi stunting) turun, otomatis akan berpengaruh terhadap prevalensi stunting se-Indonesia. Alhamdulillah, prevalensi stunting di Jawa barat sudah bagus, 15,9%. Angka itu di bawah rata-rata nasional. Semoga hal itu menjadi inspirasi bagi provinsi-provinsi lain," ucap Wihaji seusai peluncuran Gerakan Sehat dan Atasi Stunting (Sehati) di Pangalengan, Kabupaten Bandung, Selasa 17 Juni 2025.
Menurut dia, populasi penduduk di Jawa Barat hampir 50 juta jiwa, paling banyak di antara daerah-daerah lain Indonesia. "Untuk menyelesaikan stunting, mesti mengurusi Jawa Barat. Insyaallah, akan mengurangi se-Indonesia. Lantaran hal itu, saya ke Jawa Barat (Pangalengan Kabupaten Bandung) hari ini," ucap Wihaji.
Menteri Wihaji mengungkapkan, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2024-2029 telah mematok target prevalensi stunting nasional 14% pada 2029. Adapun capaian 2024 yang 19,8%, masih di bawah target nasional sebesar 18%.
Dia beserta jajaran datang ke Pangalengan, Kabupaten Bandung untuk meninjau situasi terkini stunting di Jawa Barat. Bersamaan dengan hal itu, pihaknya meluncurkan Sehati untuk mendukung program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) yang menjadi salah satu percepatan atau quick wins Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN.
Selaras dengan Jawa Barat, prevalensi stunting di Kabupaten Bandung pada 2024 pun membaik. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 yang dirilis Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting di Kabupaten Bandung berada di 24,1%, turun dari 29,2% pada 2023.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Yuli Irnawaty Mosjasari, penurunan prevalensi stunting di Kabupaten Bandung terbilang signifikan. Hal itu berkat kolaborasi pentaheliks.***
0 komentar:
Posting Komentar